Friday, January 6, 2012

7 (tujuh) Desa Terunik di Dunia Menurut Ikcha’s Blog


1.Desa Satu Penduduk  (Amerika)
Mungkin anda terheran – heran ataupun juga bingung, bagaimana bisa sebuah desa hanya memiliki satu penduduk???  Inilah uniknya Desa Buford yang terletak di Wyoming, Colorado, daerah perbukitan yang memiliki suhu rendah saat musim dingin.
Desa yang dulunya masih dihuni sekitar 2000 orang pekerja rel kereta api. Namun desa ini kemudian ditinggalkan oleh seluruh penduduknya yang ingin menetap di tempat lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik karena para penduduknya merasa tempat ini tidak akan berkembang. Tapi, bagi seorang kakek yang bernama Don Sammons (60 tahun) yang tetap ingin untuk tinggal di desa tersebut walaupun hanya seorang diri.

Kakek Sammons yang dulunya tinggal di Los Angeles bersama istri dan anaknya memilih untuk tinggal di Desa Buford pada sekitar tahun 1980-an yang ketika itu masih dihuni sekitar 2000 orang. Namun, ketika istrinya meniggal dunia sekitar 15 tahun yang lalu, anaknya yang kini berusia 26 tahun lebih memilih untuk pindah ke kota Colorado.

Sammons mengelola sendiri sebuah pom bensin kecil dan sebuah toko untuk melayani para pengunjung yang mampir dalam perjalanan lintas negara. “Dalam sehari toko saya bisa dikunjungi 1000 orang di musim panas, namun menurun hingga 100 orang saja di musim dingin,” kata Sammons yang menganggap dirinya sebagai raja di Buford.

2.Desa Kembar Identik
Tak heran jika guru di sekolah itu mendapat tugas tambahan untuk menghafal muridnya satu per satu. Kedua puluh pasang anak kembar itu berjenis kelamin sama dan merupakan kembar identik. Para guru kerap salah saat menyapa nama mereka. Apalagi setiap pasang anak kembar hanya dibedakan dengan belahan rambut.

Salah satu pasangan kembar mengatakan, tanda lahir di leher merupakan salah satu pembeda mereka. Selebihnya mereka nyaris sama. Warga Desa Kodinji yang mayoritas muslim juga mengatakan, keberadaan anak kembar di desa itu bukan hal yang aneh. Mereka mengangapnya sebagai hal istimewa yang dianugerahkan Sang Pencipta.

Kebanyakan anak kembar juga lahir di rumah sakit yang sama. Menurut gynaecologist rumah sakit setempat, selama 10 tahun ia bekerja tercatat ada 100 hingga 150 kembar. Lima atau enam di antaranya kembar tiga. Kenyataan itu melahirkan misteri yang mengundang untuk diteliti lebih lanjut.

3.Desa Poligami (Amerika)
Poligami??? Tentunya anda pernah dengar kata tersebut atau malah tak asing lagi bagi anda. Namun, mungkinkah anda percaya bila ada sebuah desa yang seluruh penghuninya adalah orang yang berpoligami???

Hm… inilah uniknya desa yang terletak di Colorado Arizona. Desa yang berpenghuni sekitar 1200 penduduk. Sebenarnya dalam hukum Amerika, berpoligami adalah sebuah kejahatan. Namun bagi penduduk desa tersebut berpoligami adalah menjadi impian, bahkan para gadis justru ingin berbagi suami saat menikah. Seorang remaja putri, Michelle berharap suatu hari keperawanan akan memberinya orang yang tepat. “Tak masalah apakah calon suami saya punya enam atau tujuh istri. Laki-laki bukan milik kami, kami juga tidak bisa menguasainya. Sebanyak apa pun istri yang diinginkannya, tak masalah selama itu kehendak Tuhan,” kata Michelle.

Dan ketika beberapa penduduk ditanya tentang seks, mengaku risih. Menurut mereka, para remaja tetap menjaga keperawanan dan dilarang berciuman sebelum menikah. Dan di tengah tergerusnya moralitas akibat merebaknya seks bebas di AS, Centennial Park cenderung tertutup dan curiga dengan orang asing. “Karena agama melarang (seks sebelum menikah),” kata seorang penduduk.

4.Desa Kepiting  (Indonesia)
Desa ini bukan dihuni oleh hewan yang hidup di 2 alam tersebut, namun desa ini di huni oleh puluhan warganya yang mengalami kelainan fisik pada jari kaki dan tangan yang hanya terdapat di Dusun Ulutaue, Desa Mario, Kecamatan Mare, Bone Sulawesi Selatan. Kelainan fisik tersebut diderita mulai dari usia lima tahun hingga lanjut usia, kelainan fisik mereka ditanadai dengan terbelahnya jari – jari mejadi 2 hingga mirip dengan capit kepiting.

Walaupun Demikian, mereka yang mengidap kelainan tersebut tak pernah malu dengan warga desa lain. Namun bagi mereka ini sudah menjadi hal yang biasa. Kelainan tersebut bisa juga karena kurangnya asupan gizi nyang baik sejak dalam kandungan. Maklum, pekerjaan mereka adalah seoerang pelayan. Namun, hingga sekarang ini belum ada t im medis ataupun pemerintah yang meneliti Bahkan mengobati para penduduk yang meiliki kelainan fisik tersebut.

5.Desa Bebas Polusi (Belanda)
Giethoorn adalah sebuah desa di provinsi Overijssel Belanda yang terletak di kotamadya Steenwijkerland, sekitar 5 km barat daya Steenwijk. Giethoorn digunakan untuk menjadi kota "bebas polusi", di Belanda dikenal sebagai "Venesia dari Utara" atau "Venesia dari Belanda".
Desa ini menjadi terkenal, terutama setelah pembuat film Belanda, Bert Haanstra pada tahun 1958 membuat film komedi yang terkenal "Fanfare" di sana. Oleh karena itu, Giethoorn merupakan daya tarik wisatawan internasional yg terkenal di Belanda.
Di bagian tua di desa, tidak ada jalan (saat ini ada jalur bersepeda), dan untuk mengangkut semua kebutuhan dilakukan dari air di sungai2 yg sangat banyak. Danau di Giethoorn dibentuk dengan menggali gambut.
Giethoorn didirikan oleh buronan wilayah Mediterania di sekitar 1230 AD. Giethoorn adalah kotamadya terpisah sampai 1973, ketika itu menjadi bagian dari Brederwiede.
                                     Jalanannya hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan sepeda.

                                                   Transportasi hanya menggunakan perahu.
                                                         
                                                              Ini adalah lokasi terminalnya.

Transportasi umum yang ada disana (bisa disebut busnya).
 Lingkungan asri yang dihadirkan disana.


Saat musim dingin tiba.


6.Desa Bujangan (India)
Terletak di wilayah Barat Bihar, India. Kondisi desa yang terpencil membuat warga Barwaan Kala sulit untuk bertemu dengan pendamping hidup. Lebih dari 100 pria dari yang berusia 16 samapi dengan 80 tahun hidup melajang. Sementara para wanita lebih memilih untuk tinggal bersama kerabat di luar desa tersebut dengan berharap akan mendapatkan jodoh. Para orangtua mayoritas melarang anak gadisnya menikah dengan pemuda setempat.

Selama lebih 50 tahun, tak pernah ada pemuda menikah di 'desa bujangan' itu. "Mereka yang berhasil menikah, itupun biasanya dengan kerabat terdekat," kata Ram Chand Kharwar, seorang pria berusia 50 tahun yang masih melajang, seperti dikutip dari BBC.

Selain sulitnya akses jalan, sejumlah orang juga takut masuk karena keberadaan militan Maois yang beroperasi di daerah itu. "Masalah terbesar bagi kami, dan bagi orang luar adalah kondisi perbukitan sulit dilewati," kata Ram Lal Yadav, seorang lajang berusia 40 tahun di desa itu.

Keterpurukan cinta itulah yang kemudian menyemangati kaum pemuda bergotong royong membangun akses jalan ke dunia luar. Mereka membangun jalan sejauh 6 kilometer demi mewujudkan niat bertemu gadis pujaan dan menikah.

Chandrama Singh Yadav, seorang aktivis sosial mendukung upaya itu mengatakan, "Mereka adalah pria yang memenuhi syarat untuk menikah, namun kenyataannya dunia tak dapat menjangkau. Padahal, ada banyak wanita di sekitar. Saya rasa, pembangunan jalan adalah jawaban terbaik."

7.Desa Keterbelakangan Mental  (Indonesia)
Sebanyak 445 warga di tiga desa yakni Desa Patihan, Pandak, dan Sidoharjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami keterbelakangan mental atau idiot. Kondisi ini diyakini sudah terjadi sejak 1970-an. Saat itu terjadi kemarau berkepenjangan di lereng perbukitan Rajekwesi yang menjadi awal malapetaka kemiskinan.

Kepala Desa Karang Patihan Daud Cahyono menuturkan, sejak kemarau menerjang, kondisi desa di sekitar perbukitan menjadi tandus dan berkapur. Tak sedikit warga yang kekurangan gizi, kekurangan iodium, sehingga menyebabkan kebodohan.

Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Iman Sukmanto membenarkan hal tersebut. Menurut dia, salah satu penyebab keterbelakangan mental ratusan warga adalah kekurangan iodium yang banyak terdapat pada garam atau kecap. Untuk menghindari agar kasus idiot tidak berlanjut, Pemkab dan Dinkes Ponorogo terus melakukan sosialisasi perbaikan gizi kepada masyarakat, termasuk pembagian garam iodium gratis kepada seluruh warga.

Diharapkan generasi baru di kawasan tersebut tidak lagi mengidap keterbelakangan mental. Pengidap idiot parah yang sudah berusia lanjut dan tidak bisa beraktivitas sama sekali, Pemkab berencana memberikan santunan berkala sampai penderita habis.
Load disqus comments

0 komentar